BAB
I
PENDAHULUAN
A. latar
belakang
Teori psikologi kongnitif menitik
beratkan perhatiaan pada kepribadian dan psikologi sosial karena masing-masing
manusia pada hakikatnya berada dimedan kekuatan yang bersifat psikologi medan
inilah yang memberikan setiap individu untuk berinteraks.
B. Tujuan
1. Memulai
dengan bacaan basmalah (p2)
2. Mengidentifikasi
teori psikologi kongnitif (c1)
3. Dapat
menghubungkan teori dengan kehidupan sehari-hari (p1)
4. Dapat
merumuskan perinsif psikologi dasar kongnitif (A3)
C. Teori
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Perinsif
teori psikologi kongnitif yang menyatakan bahwa setiap orang dalam bertingkah
laku dan dalam mengerjakan sesuatu senantiasa dipengaruhi
oleh tingkat-tingkat
perkembangan dan pemahaman atas dirinya sendiri. Jadi perkembangan kongnitif
tergantung pada akomodasi. Oleh karena itu siswa akan diberikan areal baru yang
belum diketahuai agar mereka bisa mengolah pengetahuannya[1].
Contohnya, seorang remaja berusia 16
tahun ingin belajar mengenai bagaimana cara menggunakan computer dihari ulang
tahunnya. Meskipun ia belum pernah memiliki pengalaman untuk menggunakannya,
dari pengalaman dan pengamatan, ia mengetahui bahwa ia harus menekan tombol
untuk menghidupkan computer itu dan memasukan CD-ROM ke dalam suatu celah.
prilaku ini cocok dengan kerangka kerja konseptual yang ada. Namun ketika
seorang remaja tersebut sudah menyalakan
computer terjadi kesalahan-kesahan penggunaan aplikasi, ini berarti remaja
tersebut membutuhkan bimbingan baik untuk mengoprasikan computer tersebut.[2]
(www.google.com)
Aspek psikologisnya menekankan pada
hubungan antara orang dengan lingkungan psikologisnya secara bersamaan dan saling
berhubungan secara timbal balik. tokoh-toko psikologi memberikan kontribusi
pemikirannya terhadap perkembangan teori kongnitif yakni :
www.google.com
Jerome Burner adalah seorang psikologi
berkebangsaan amerika serikat. Menerapkan sebuah teori Discovery Learning
Burner. Menurut burner dalam buku sugihartono dkk.(2007: 111) bahwa cara
terbaik bagi seseorang untuk memulai belajar konsep dan prinsip-prinsif
tertentu adalah dengan mengkonstruksi sendiri konsep dan prinsip yang
dipelajari. Ini berarti siswa berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya
untuk melakukan eksplorasi, manipulasi, membuat pertanyaan dan melakukan
eksperimen.
(sekema
pemikiran Jerome Burner)
2. Jhon
Piaget
www.google.com
Menurut piaget bahwa
belajar adalah proses interaksi anak didik dengan lingkungan yang selalu
mengalami perubahan dan dilakukan secara terus—menerus dengan adanya interaksi
maka fungsi intelek semakin berkembang. Menurut piaget bahwa pengetahuan itu
dibangun berdasarkan pengetahuannya sendiri.[3]
Gambar
pengenalan konsep Menurut piaget
(www.bing.com)
|
Lev Vygotsky memiliki pandangan tentang
pentingnya pengaruh sosial-budaya tergadap perkembangan anak-anak sesuai dengan
pendapat mutakhir mengaenai pentingnya mengevaluasi kontekstual didalam
belajar. salah satu konsep beliau yang paling terkenal yaitu Zone Of
Proximal Development (ZPD) yang merujukpada rentang tugas-tugas yang sulit
bagi individu untuk dikuasai sendiri namun dapat dipelajari melalu bimbingan
atau bantuan dari orang dewasa atau anak-anak yang lebih terampil.[4]
( sekema
pemikiran vygostky)
D. Analisis
teori
Menurut teori psikologi kongnitif
menyatakan bahwa :[5]
·
Belajar adalah
sebuah fenomena mental internal yang mungkin dan mungkin juga tidak tercermin
dalam prilaku.
·
Fokus
penyelidikan pada proses-proses kongnitif
·
Prinsip
pembelajaran menjeleskan bagaimana orang memproses secara mental informasi yang
mereka terima dan mengonstruksi pengetahuan dan pengalaman-pengalaman mereka.
·
konsekuensi
prilaku bukan fokus prilaku utama
·
pembelajaran dan
prilaku dikontrol terutama oleh proses-proses kongnitif didalam individu
·
Implikasi-implikasinya
dalam bidang pendidikan berfokus pada bagaimana kita dapat membantu siswa untuk
memproses informasi dengan cara-cara yang efektif dan mengkonstruksi
pengetahuan yang akurat dan lengkap tentang materi dikelas
Firman ALLAH SWT sebagai berikut:
فَجَاءَتْهُ إِحْدَاهُمَا تَمْشِي
عَلَى اسْتِحْيَاءٍ قَالَتْ إِنَّ أَبِي يَدْعُوكَ لِيَجْزِيَكَ أَجْرَ مَا
سَقَيْتَ لَنَا فَلَمَّا جَاءَهُ وَقَصَّ عَلَيْهِ الْقَصَصَ قَالَ لا تَخَفْ نَجَوْتَ
مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ .
Artinya:
Sesungguhnya
kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi,tetapi
Allah memberi petunjuk pada orang yang dikehendaki-Nya,dan Allah lebih
mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk
(Q.S
Al-qashash:28:25)[6]
BAB II
RANCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A.
Identitas Siswa
Satuan
pendidikan : MAS Al-khairiyah Rancaranji
Mata
pelajaran : FISIKA
Materi
pokok : Usaha dan Energi
Nama
: Siti Nasifah
Kelas/Semester : XI IPA/Satu
Umur : 16 tahun
Alokasi
waktu : 1 jam 30 menit
B.
Standar
kompetensi
1.Menerapkan
konsep usaha dan energi
C.
Kompetensi dasar
1. Menganalisis
hubungan antara usaha, perubahan energi dengan hukum kekekalan energi serta
dapat menerapkan hukum kekekalan energi mekanik untuk menganalisis gerak dalam
kehidupan sehari-hari
D.
Tujuan
pembelajaran
1.
Mempersiapkan
materi yang akan dipelajari tentang usaha dan energi (C5). perkembangan
kongnitif
Alasan
: agar peserta didik terbiasa mandiri dalam mengerjakan suatu hal tanpa adanya
rangsangan serta prilaku menjadi semakin biasa diatur sendiri (sesuai dengan
teori kongnitif sosial).[7]
perkembagan psikomotorik
2.
Memulai
pembelajaran dengan doa (P2)
Alasan
: agar peserta didik memiliki nilai religious yang baik serta ilmu yang
dipelajari bermanfaat bagi dirinya dan orang lain disekitarnya.
3.
Mengawali
pembelajaran dengan motivasi. (P2).
perkembangan
psikomotorik
Alasan
: motivasi meningkatkan prakarsa( inisiasi) dan kegigihan terhadab berbagai
aktifitas.[8]
4.
Menyatakan
pendapat terhadap materi yang akan disampaikan mengenai Usaha dan Energi (A3).
perkembangan konsep diri
Alasan
: agar peserta dapat menilai terhadap suatu hal, hal ini berpengaruh terhadap
pola konsep diri seorang siswa.[9]
5.
Ikut serta dalam
permainan usaha dan energi (A3).
Perkembangan
emosi
Alasan:
Agar siswa menyadari bahwa kondisi emosionalnya tanpa menjadi terperangkap.[10]
6.
Mempraktekan
jenis contoh usaha dalam fisika (P3)
perkembangan nilai ,moral dan sikap
Alasan
: dengan mempraktekan siswa mapu memiliki sikap percaya diri dan bekerjasa dengan yang lain sehingga
menumbuhkan pola nilai, moral dan sikap yang sesuai dengan kaidah yang baik.
7.
Menciptakan
gambar yang berkaitan tentang contoh
materi usaha dalam fisika (P7).
kreativitas
8.
Meramalkan
antara kesesuain gambar materi usaha (c4). perkembangan intelejensi
9.
Setiap siswa
menyebutkan jawab teka-teki dan permainan tentang materi usaha dan energi. (c1)
Alasan.
cara mengatasi lupa dan jenuh karena
dengan adanya teka-teki di akhir pelajaran siswa mampu untuk mengingat
pelajaran yang sudah berlalu serta terhibur dengan permainan. Biasanya siswa
cenderung lebih mengingat suatu jika hal itu membuat pikiran siswa nyaman dan
menyenangkan (Hasil penelitian: 2014)
BAB
III
PENERAPAN
RPP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA
A.
USAHA
Dalam kehidupan sehari-hari kita
mengenal usaha.Apakah usaha itu?. Usaha yang berarti mengerahkan segala
kemampuan yang dimilikinya untuk mencapai tujuan atau kerja yang dilakukan orang
atau mesin. Sementara, definisi usaha dalam fisika berarti sebagai perkalian
antara besar gaya yang menyebabkan benda berpindah dengan besar perpindahan
benda yang searah benda tersebut.[11]
contohnya kuda berlari.
F= W.S
keterangan:
w
: usaha (J)
F
: gaya yang beraksi pada benda (N)
s
: jarak pergeseran (m)
Contoh
usaha yakni:
1. Gaya
dan perpindahan searah
2. Gaya
dan perpindahan membentuk sudut
3. Gaya
dan perpindahan berlawanan arah
4. benda
jatuh bebas
B. ENERGI
Apakah
itu energy ? Energi merupakan kemampuan untuk melakukan usaha. Energi selalu
berkaitan dengan hukum kekekalan energi yang berbunyi “ energi tidak dapat
diciptakan dan dimusnakan melainkan hanya dapat diubah bentuknya”. Perubahan
energi terjadi ketika melakukan usaha misalnya ketika anda mengangkat panic air
dari tungku pemanas
.
www.google.com
a. Energi
Potensial
Energi potensial diartikan sebagai
energi yang dimiliki (disimpan) benda karena keadaan atau kedudukan
(posisinya), misalnya energi pegas (per), energy ketapel, energi busur,energy
air terjun,energy kimia (energy minyak bumi dan energy nulkir) dan sebagainya.
1. Energi
potensial gravitasi
Coba
perhatikan gambar diatas. Lalu apa yang dimaksud dengan energi potensial?.
Energi potensial adalah energy yang dimiliki benda karena kedudukan
ketinggiannya dari benda lain. Secara matematis dapat ditulis sebagai beriku
EP=
m.g.h
|
keterangan:
EP : energi
potensial grafitasi (N)
m : massa benda (kg)
g : percepatan gravitasi (m/s2)
h : ketinggian terhadap acuan (m)
Lembar
kegiatan untuk siswa ini, diberikan kepada siswa setelah guru mendemonstrasikan
ke murid dan faham akan hal tersebut.
a. Tujuan
Dapat
menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi energi potensial gravitasi.
b. Alat
dan bahan
1) sebuah bejana atau Loyang
2) plastisi
atau tanah lia
3) tiga
butir kelereng
c. Langkah
kerja
1) Jatuhkan
dua buah kelereng yang sama ukuran dan masanya ke dalam bejana yang telah diisi
plastisin!
2) Ukurlah
kedalaman bekas lekukan yang dihasilkan oleh tumbukan dua kelereng pada permukaan plastisin!.
3) Jatuhkan
kedua kelereng tadi, namun dari ketinggian yang berbeda!.
4) Ukurlah
kedalaman bekas lekukan yang dihasilkan oleh tumbukan kedua benda paada
permukaan plastisin!
5) Ulangi
langkah kerja 1 sampai 4 namun menggunakan 2 kelereng yang berbeda masanya.
6) Buatlah
kesimpulan berdasarkan kegiatan ini!
b. Energi
Kinetik
Energi
kinetik adalah energi yang dimiliki oleh benda karena geraknnya.
secara
matematis dapat dirumiskan sebagai berikut:
secara
matematis dapat dirumiskan sebagai berikut:
EK =
mv2
Setelah
guru menjelaskan dan berinteraksi dengan murid maka guru memberikan lembar
kegiatan guna mengeksplorasi pemikiran anak didik. lembar kerja ini diberikan
setelah guru mendemonstrasikan kepada murid tentang apa yang dipraktikan untuk
energi kinetik.
a. Tujuan
Dapat
menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi energi potensial gravitasi
b. Alat
dan Bahan
1. Dua
buah papan rata yang permukaannya halus
2. Sebuah
buku tebal
3. Dua
buah bola dengan masa berbeda
4. Dua
buah kotak karton ( rusuk kira-kira 5 cm) dengan satu ujungnya terbuka
5. Sebuah
mistar pelaastik.
c. Langkah
Kerja
1. Letakkan
kedua papan sejajar satu sama lain dilantai, degan jarak pisah kira-kira 15
cm.!
2. Naikkan
Salah dari tiap papan dengan mengganjalnya dengan sebuah buku tebal, sehingga
tiap papan menjadi bidang miring !
3. Letakkan
tiap kotak didasar bidang miring sedemikian hingga ujung terbuka kotak dapat
menagkap bola baja yang meninggalkan bidang miring.
4. Buatlah
tabel dibawah ini,
Keterangan
|
Jarak
tempuh kotak ketika ditabrak
|
|
Bola
ringan
|
Bola
berat
|
|
Percobaan
1
Percobaan
2
Percobaan
3
Total
Jarak
rata-rata
|
5. Letakkan
sebuah mistar yang merintangi sebuah bidang miring didekat puncak dekat bidang
miring, kemudian letakkan sebuah bola pada setiap bidang miring tepat
dibelakang mistar !
6. Angkatlah
mistar secara cepat untuk membebaskan kedua bola pada saat bersamaan!
7. Ukur
dan catatlh jarak yang ditempuh oleh kotak setelah ditabrak bola pada tabel
yang telah anda siapkan!
8. Kembalikan
kotak pada posisi awalnya didasar bidang miring dan ulangi langka ke 5,6,7
paling sedikit 3 kali!
9. Hitunglah
jarak rata-rata yang ditempuh oleh kotak!
10.
buatlah
kesimpulan berdasarkan kegiatan ini
DAFTAR PUSTAKA
Abror,Rahman.1993.Psikologi
pendidikan.Yogya: Tiara wacana
Nata, Abuddin.2009.Perspektif
Islam Tentang Strategi Pembelajaran.Jakarta.: Kencana Prenada Media
Grup.
Ormord,Jenne Ellis. 2008.
Psikologi Pendididikan Membantu Siswa Tumbuh Dan Berkembang Jilid 2.Jakarta
: Erlangga
Purwanto, M.Ngalim.1990.Psikologi
Pendidikan.Jakarta: Pt.Remaja Rosdakarya
Sarwono W.
Sarlito.2003. Pengantar Psikologi Pendidikan.Jakarta : Bulan Bintang
Slavin,Robert.2008. Psikologi Pendidi
[1] Prof.Dr.H. Djali, Psikologi
pendidikan, (Jakarta : PT. Bumi
Aksara, 2006),h.76
[2] Jhon w. santrock, Remaja,(jakarta
: Erlangga, 2007), h.123
[3]
Prof.Dr.H. Abuddinata Nata,
M.A, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Prenada
Media Grup,2008),h.100.
[4]
Op.cit,h.132
[5]
Jeanne Ellis Ormord, Psikologi Pendidikan Membantu siswa Tumbuh Dan Berkembang
Edisi ke Enam Jilid 2 (Jakarta:
Erlangga,2008),h.52
[6]
Op.cit.h.101.
[7]
ibid,h.6
[8]
ibid,h.59
[9]
Lok.cit,201
[10] Lok cit.h .203
[11]
Setya Nurachmadani, Fisika 2 Untuk Tingkat SMA /MA XI,( Jakarta: Pusat
Perbukuan Department Pendidika Nasional,20009), H.100.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar